Selasa, 24 Mei 2016

Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh dan Konsep Keseimbangan Infeksi



1. Konsep Keseimbangan Suhu Tubuh

a.              Pengertian Suhu Tubuh
            Suhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh
adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.
b.              Proses pengaturan suhu tubuh
Kulit –> Reseptor ferifer –> hipotalamus (posterior dan anterior) –> Preoptika hypotalamus –> Nervus eferent –> kehilangan/pembentukan panas.
sitem yang mempengaruhi suhu tubuh memiliki 3 bagian penting :
1)      Sensor dibagian permukaan dan inti tubuh
2)      Integrator di hipotalamus,
3)     
Faktor yang mempengaruhi kehilangan panas

radiasi
konduksi
konveksi
evakurasi









 
Faktor yang mempengaruhi produksi panas

metabolisme basal
aktivitas otot
tiroksin
epinefrin (efek stimulasipada laju metabolism)
efek suhu pada sel

 
Sistem epektor yang dapat menyesuaikan produksi serta pengolahan panas.

                       



 







Selama terjadi keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas, suhu tubuh akan tetap konstan.

Mekanisme kehilangan panas adalah sebagai berikut:
1)      Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah.
2)      Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
3)      Evaporasi
Evaporasi (penguapan) dapat menfasilitasi perpindahan panas tubuh. Pada kondisi individu tidak berkeringat,  mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450-600 ml/hari.
4)      Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran udara/air.



c.       Faktor yang mempengaruhi keseimbangan suhu tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh antara lain :
1.      Usia  Bayi, sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan suhu yang sangat ekstrem. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu tubuh orang dewasa hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagian lansia, terutama mereka yang diatas 75 tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36) karena berbagai alasan, seoerti diet makanan yang tidak adekuat, kehilangan lemak subkutan, kurangnya aktivitas, dan penurunan efesiensi pengaturan suhu (termoregulator). Lansia juga sangat sensitive terhadap suhu lingkungan yang ekstrem karena penurunan control termoregulator.
2.      Variasi diurnal (irama sirkadian). Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari, dengan perbedaan 1C antara pagi dan sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul 20.00 dan 24.00, dan titik tubuh terendah terjadi saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan 06.00.
3.      Olahraga. Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3-40 ºC apabila diukur melalui rectal.
4.      Hormon. Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering daripada pria. Pada wanita, sekresi progesterone pada saat ovulasi akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-0,6 ºC diatas suhu basal (LADEWIG, LONDON, & OLDS,1998)
5.      Stres. Stimulasi pada system saraf simpatis dapat meningkatkan produksi epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan aktivitas metabolisme basal dan produksi panas lingkungan.
6.       Lingkungan. Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi system pengaturan suhu tubuh seseorang. Jika suhu tubuh dikaji dalam ruangan yang hangat dan tidak dapat di modifikasi melalui proses konveksi, konduksi, atau radiasi, suhu tubuh akan meningkat. Selain itu apabila klien baru saja berada di luar ruangan yang suhunya sangat dingin tanpa menggunakan pakaian yang sesuai, suhu tubuhnya akan rendah.


d.      Pengkajian Keseimbangan Suhu Tubuh
       Unit perawatan intensif mengukur suhu inti melalui arteri pulmonal,esofagus, dan kandung kemih.tindakan ini membutuhan penempatan alal kedalam rongga tubuh atau organ dan menyajikan hasil pembacaan kontinu pada monitor elektronik.
       Pengukuran suhu intermitem dapat di lakuan di mulut,rektum,membram tinpani, arteri temporalis, dan aksila. Pengukuran ini juga dapat dilakukan dengan mengunakan lembaran termometer ke kulit. Suhu oral, rectal. Aksila, dan kulit bergantung pada sirkulasi daerah keloksih pengukuran. Panas pada daerah akan di smapai kan ke termometer. Suhu timpani bergantung pada rediasi panas tubuh ke sensor inframerah. Karena memiliki suplai daerah arteri yang sama dengan hipotalamus, maka suhu timpani di katagorikan sebagi suhu inti. Pengukuran arteri temporalis mendeteksi suhu aliran darah.
        Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tiap lokasi harus di ukur dengan benar. Pengukuran suhu akan berperiasi sesuai lokasi pengukuran, tetepi biasanya berkisar antara 36’C dan 38’C. suhu rectal lebih tinggi 0.5’C dari suhu oral, sedangkan suhu aksila lebih rendah 0.5’C dari suhu oral. Tiap lokasih pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan, pilihlan lokasih yang aman bagi klien dan gunakan lokasi yang sama saat pengukuran ulang.

e.       Gangguan Kesehatan Akibat Perubahan Suhu Tubuh
  1. Kelelahan akibat panas
    Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang panas.

  1. Hipertermia
    Hipertermia adalah meningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.
  2. Demam
    Demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tubuh tidak mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas. Demam tidak berbahaya apabila suhu tubuh masih berada di bawah 39ºC.
  3. Heat Stroke
    Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Heat stroke memliki angka mortalitas yang tinggi.
  4. Hipotermia
    Pengeluran panas akibat paparan yang terus-menerus terhadap dingin akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas.
    Berikut adalah klasifikasi hipotermia melalui pengukuran suhu tubuh:
a)      Ringan: 33-36 ºC
b)      Sedang: 30-33 ºC
c)      Berat: 27-30 ºC
d)     Sangat berat: <30 ºC

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan,dan cairan inilah yang berperan dalam mengatur suhu tubuh manusia.Seperti yang terlihat saat berkeringat,yaitu tubuh melepaskan keringat saat panas untuk mengurangi panas berlebih dalam tubuh sehingga mengurangi suhu tubuh yang tinggi tersebut.Semua pengaturan suhu tubuh seperti ini dilakukan dan bergantung pada asupan air yang ada pada tubuh kita.



f.       Metode pengukuran suhu tubuh
Ada beberapa metode cara yang bisa dilakukan untuk mengukur suhu tubuh anak, yaitu:
Image result for termometer aksila
  1. Oral
    Termometer dimasukkan ke dalam mulut anak. cara ini membutuhkan kerjasama dengan anak yang sulit dilakukan sehingga jarang sekali digunakan. Hasil pengukuran sering kali terganggu karena dipengaruhi oleh suhu makanan/minuman yang ada dalam mulut. suhu tubuh normal dengan pengukuran oral, menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 35,5 - 37,5 C.
Image result for alat pemeriksa tubuh yang sangat luar biasa

  1. Membran timpani
    Suhu tubuh anak diukur dengan menggunakan termometer inframerah yang dimasukkan ke dalam lubang telinga. membran timpani merupakan tempat yang ideal untuk pengukuran suhu inti karena terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat termoregulasi (kemampuan tubuh mempertahankan suhu dalam batas sehat tertentu). akan tetapi ada beberapa kekurangan , yaitu perbedaan model termometer inframerah bisa menyebabkan hasil yang bervariasi, lekukan lubang telinga juga memberikan kesulitan untuk mencapai membran timpani, terutama pada bayi baru lahir. Suhu tubuh normal dengan pengukuran membran timpani menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 35,8 - 38
    ºC.
Image result for termometer telinga

  1. Rektal
    Termometer dimasukkan ke dalam rektum anak. cara ini dianggap paling mendekati suhu sentral, namun ketika suhu sentral meningkat atau menurun secara tiba-tiba , maka temperatur rektal berubah lebih lama dan dapat berbeda dari temperatur sentral. Hasil pemeriksaan melalui rektal tidak direkomendasikan pada pasien bati baru lahir ataupun pasien diare. suhu tubuh normal dengan pengukuran rektal menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 36,6 - 38
    ºC.

  1. Aksila
    Cara ini adalah dengan termometer diselipkan di
    ketiak anak. cara ini mudah dilakukan dan nyaman bagi anak, hanya saja memiliki sensitivitas yang bervariasi. pemeriksaan dengan cara aksila dipengaruhi oleh jenis termometer, lama pengukuran dan suhu lingkungan. biasanya suhu aksila lebih rendah 0,5 derajat selcius daripada suhu rektal ataupun membran timpani. suhu tubuh normal dengan pengukuran aksila menurut metode pengukuran canadian paediatric society (2004) adalah 34,7 - 37,3 C.
Image result for termometer aksila

5.      Dahi
Thermometer yang digunakan kan pada bayi merupakan thermometer arteri temporalis yang memanfaatkan scanner inframerah untuk mengukur suhu tubuh melalui arteri temporalis pada dahi.
Image result for termometer telinga


g.      Prosedur Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Keseimbangan Suhu Tubuh.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan
1.      Kompres Hangat
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang (Gabriel F.J, 2000)

a)      Tujuan:
·         memperlancar sirkulasi darah
·         mengurangi rasa sakit
·         memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
·         merangsang peristatik usus

b)      Indikasi :
·         klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
·         klien dengan perut kembung
·         klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian sepasme otot
·         adanya abses, hematoma

c)      Kontraindikasi :

·         Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkanperdarahan dan pembengkakan
·         Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkanperdarahan
·         Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
·         Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat metastase (tumor sekunder)
·         Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

d)     Cara pemberian kompres hangat basah
1)      Persiapan alat :
·         Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
·         Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai
·         Kasa perban atau kain segitiga
·         Pengalas
·         Sarung tangan bersih di tempatnya
·         Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
·         waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
·         pinset anatomi 2 buah
·         korentang
2)      Prosedur
·         Atur posisi klien yang nyaman
·         Dekatkan alat-alat kedekat klien
·         Perhatikan privacy klien
·         Cuci tangan
·         Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
·         Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
·         Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
·         Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres
·         Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga
·         Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
·         Lepaskan sarung tangan
·         Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
·         Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
·         Cuci tangan
·         Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya


3)      Hal yang perlu diperhatikan:
1.      Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres di pertahankan tetap hangat
2.      Cairan jangan terlalu panas, hindarkan agar kulit jangan sampai kulit terbakar
3.      Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres
4.      Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka tertutup seperti memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril karena yang penting bersih.

h.      Kompres Dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Menempatkan suatu zat dengan suhu rendah bertujuan untuk melakukan terapi penyembuhan

a)      Tujuan
·         Menurunkan suhu tubuh
·         Mencegah peradangan meluas
·         Mengurangi kongesti
·         Mengurangi perdarahan setempat
·         Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
b)      Indikasi
·         Klien dengan suhu tubuh yang tinggi
·         Klien dengan batuk dan muntah darah
·         Pascatonsilektomi
·         Radang, memar
c)      Kontraindikasi :
·         Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi  aliran ke luka terbuka
·         Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin akan meningkatkan spasme arteri
·         Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema, hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.

d)     Cara pemberian kompres
Kompres dingin basah dengan air biasa/air es.
1)      Persiapan alat
·         Kom kecil berisi air biasa/air es
·         Perlak pengalas
·         Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran tertentu
·         Sampiran bila perlu
·         Selimut bila perlu
2)      Prosedur :
·         Atur posisi klien dengan senyaman mungkin
·         Dekatkan alat-alat ke klien
·         Pasang sampiran bila perlu
·         Cuci tngan
·         Pasang pengalas pada area yang akan dikompres
·         Masukkan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau air es lalu diperas sampai lembab
·         letakkan waslap/kain kasa tersebut pada area yang akan dikompres
·         ganti waslap/kain kasa tiap kali dengan waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air biasa atau air es.
·         Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
·         Rapikan klien dan bereskan alat-alat bila prasat ini sudah selesai
·         Cuci tangan
·         Dokumentasikan
3)      Hal yang harus diperhatikan:
·         Bila suhu tubuh 39c/lebih, tempat kompres dilipat paha dan ketiak
·         Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah




2. Konsep Pencegahan Infeksi
a.       Pengertian Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menghindari risiko infeksi yang ditularkan oleh klien, petugas kesehatan, atau pengunjung.


b.      Tujuan
Tujuan pencegahan infeksi adalah untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada tangan dan tubuh yang mungkin dapat berpindah ke klien, pengunjung, peralatan, dan tenaga kesehatan lain. Selain itu, juga untuk mencegah penyebaran kuman penyakit.


c.       Rantai Infeksi
Rantai infeksi adalah rangkaian proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsur, diantarannya:
1.      Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat di mana patogen dapat bertahan hjidup, tetapi dapat atau tidak dapat berkembang biak. Sebagai contoh pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam reservoir nebulizer yang digunakan dalam perawata klien dengan masalah pernapasan. Reservoir yang paling dikenal adalah tubuh manusia. Berbagai mikroorganisme hidup di kulit dan berada dalam rongga, cairan, dan cairan yang keluar dari tubuh.
Karier adalah individu yang menunjukkan tidak adanya gejala penyakit, tetapi memiliki organism patogen pada atau dalam tubuhnya yang yang dapat ditransfer ke individu lain.
2.      Jalan masuk
Jalan masuk merupakan jalan masuknya mikroorganisme ke tempat penampungan dari berbagai kuman seperti saluran pernapasan, pencernaan, kulit, dan lain-lain. Organisme masuk ke tubuh melalui jalur yang sama saat merek keluar.
3.      Inang (host)
Inang merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganisme yang dapat didukung oleh ketahanan kuman.
4.      Jalan keluar
Jalan keluar merupakan tempat keluarnya mikroorganisme dari reservoir seperti sistem pernapasan, sistem pencernaan, alat kelamin, dan lain-lain. Setelah mikroorganisme menemukan tempat untuk tunbuh dan berkembang biak, mereka harus menemukan jalur keluar jika mereka ingin masuk ke tubuh pejamu lain dan menyebabkan penyakit. Jalur keluar dapat berupa darah, kulit, ,membran mukosa, traktus respiratorius, traktus gastrointestinal, dan transplasenta (ibu ke janin).
5.      Jalan penyebaran
Jalan penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.




d.      Pengertian infeksi nosokomial
Infeksi nosokomial adalah adalah infeksi yang terjadi di rumah sarkit berasal dari fasilitas rumah sakit atau tenaga kesehatan atau pasien lain. Infeksi ini dapat terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit atau setelah pasien pulang.
Sumber infeksi nosokomial
1.      Klien
Klien dapat menyebarkan kuman penyakit ke klien lain, tenaga kesehatan, petugas rumah sakit, pengunjung, dan ke benda atau alat-alat di rumah sakit.
2.      Petugas atau perawat
Perawat dan petugas kesehatan dapat terkontaminasi kuman penyakit dari satu pasien dan menyebarkannya ke pasien lain, tenaga kesehatan lain, pengunjung, dan ke alat-alat rumah sakit.
3.      Pengunjung
Pengunjung dapat terkontaminasi kuman penyakit dari lingkungan luar atau dapat pula bertindak sebagai pembawa (karier). Pengunjung dapat menyebarkan kuman ke klien dan lingkungan rumah sakit.
4.      Sumber lain
Sumber lain dapat berupa lingkungan rumah sakit yang kurang bersih, peralatan rumah sakit yang tidak bersih atau steril, peralatan/barang milik klien yang dibawa dari rumah, dan lain-lain. Kuman penyakit dapat menyebar ke klien, pengunjung, dan petugas kesehatan. Faktor pendukung terjadinya infeksi nosokomial antara lain terapi medis, kurangnya kebiasaan cuci tangan, dan rendahnya daya tahan tubuh.


e.       Prosedur pencegahan infeksi
1.      Cuci tangan
Langkah cuci tangan adalah rata  tata cara mencuci tangan menggunakan sabun untuk membersihkan jari – jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit.
Berikut adalah 7 langkah cuci tangan yang benar:
a)      Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
http://3.bp.blogspot.com/-se14cqjeW4E/UuDobO_OhDI/AAAAAAAAALg/cZk6AT5IurU/s1600/langkah-1.jpg

b)       Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
http://4.bp.blogspot.com/-TBaWo2zICN0/UuDobeP9k-I/AAAAAAAAALw/fKb3uIDKtqU/s1600/langkah-2.jpg
c)      Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
http://1.bp.blogspot.com/-_gnQXIyn3SA/UuDobrmCKrI/AAAAAAAAAL0/ZrESko7FCGw/s1600/langkah-3.jpg

d)     Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
http://4.bp.blogspot.com/-G6qImvTzTuY/UuDocEgf3QI/AAAAAAAAAME/MMx6Jj6Zeow/s1600/langkah-4.jpg

e)      Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
http://2.bp.blogspot.com/-NjEFDT_ROCo/UuDocaX5GxI/AAAAAAAAAMI/bKAShfFoeD8/s1600/langkah-5.jpg

f)       Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
http://3.bp.blogspot.com/-jCY433wPq5U/UuDockBcUrI/AAAAAAAAAMQ/GeMpoQa1o5Y/s1600/langkah-6.jpg

g)      Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.
http://1.bp.blogspot.com/-ppViuneyukc/UuDodMjo_OI/AAAAAAAAAMU/gteH0gSt5zw/s1600/langkah-7.jpg

Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang maksimal. Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan ke tubuh anda.


2.      Penggunaa Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri harus selalu tersedia untuk individu yang melakukan pelayanan klien.
a)      Gaun
Alasan utama memakai gaun adalah untuk melindingi pengotoran pakaian selama kontak dengan pakaian. Gaun menutup individu pelayanan kesehatan dan pengunjung dari kontak dengan materi darah yang terinfeksi atau cairan tubuh.
b)      Pelindung pernapasan
Gunakan pelindung seluruh wajah (dengan penutup mata, hidung, dan mulut) untuk mengantisipasi percikan atau semua darah atau cairan tubuh ke wajah. Selain itu, gunakan masker juga saat bekerja dengan klien yang ditempatkan pada pencegahan droplet atau darah. Jika klien berada dalam perlindungan pencegahan udara untuk TB, gunakan masker tipe respirator yang disetujui OSHA.
c)      Pelindung mata
Gunakan baik kacamata khusus atau google ketika melakukan prosedur yang menyebabkan percikan atau semburan. Kacamata harus disesuaikan dengan wajah sehingga cairan tidak dapat masuk diantara wajah dan kacamata.
d)     Sarung tangan
Sarung tangan membantu untuk mencegah penularan patogen dengan kontak langsung dan tidak langsung.

Ketika diperlukan alat perlindungan diri lengkat, pertama-tama lakukan cuci tangan, kemudian pakai gaun, gunakan masker dan kacamata (selama diperlukan), dan diakhiri dengan memakai sarung tangan.


3.      Pemasangan & Pelepasan Sarung Tangan Bersih dan Sarung Tangan Steril
a)      Sarung Tangan Bersih
Cara pemasangan dan pelepasan bersih tidak memerlukan prosedur khusus. Pemasangannya dilakukan seperti memasang sarung tangan pada umumnya, begitu juga saat pelepasan sarung tangan bersih.
b)      Sarung tangan steril
1)      Pemasangan
1.      Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas.
2.      Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3.      Perawat mencuci tangan
4.      Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
5.      Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan bagian dalam pembungkus
6.      Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan terlebih dahulu
7.      Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
8.      Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung tangan kedua
9.      Kenakan sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan
10.  Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka
11.  Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke tangan setelah pemakaian sarung tangan
12.  Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari adduksi ke belakang
13.  Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat - alat steril.






2)      Cara melepaskan sarung tangan steril
1.      Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan, hindari menyentuh pergelangan tangan
2.      Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang pada bengkok
3.      Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang pada bengkok.



Daftar Pustaka
Aimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental keperawatan, Ed. 7, Vol 1. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Nasution, Septian. 2012. Prosedur Mengenakan dan Melepas Sarung Tangan [online]. Tersedia: http://septinas.blogspot.com/2012/06/prosedur-mengenakan-melepas-sarung.html [9 Juni 2015].
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.




1 komentar:

  1. Online Casino | Kasino - Adopting Tips
    Kasino offers a range of slots, kadangpintar table games and live dealer games, with slots available 바카라 for a wide range of games. There 카지노사이트 are a number of options

    BalasHapus